Petang,
Siang telah menghilang,
Di ujung senja yang kian meremang,
Hatiku telah rampang,
Namun rasaku tak kunjung pulang,
Di manakah gerangan yang datang meminang?

Rasaku berdiri atas egonya sendiri
Tak pernah peduli pada yang datang menghampiri
Rasaku tegak atas logika yang nyata
Tak pernah peduli meski cinta menyentak ruang dada

Di petang yang silam itu
Tuan datang dalam merdunya kicau panca warna
Tuan datang dengan secangkir madu kaliandra
Piawai menawarkan mimpi
Melambai hati yang selalu enggan dimiliki
Tuan tak pernah menyadari
Hadirmu sore itu adalah malapetaka berantai

Di petang yang tak lagi sama
Balutan emosi kian meradang
Menjejak angan semakin melayang
Di petang yang tak lagi sama itu
Akalku telah hilang